[FICLET] Don’t Know Why

Cast: Kyuhyun, Yuri
Genre: Unknown

* * *

“Maaf. Tapi aku sedang sibuk sekarang. Kita bertemu lain waktu saja, oke?”

“Tapi…”

Bunyi sambungan telepon yang diputus terngiang jelas di telingaku. Begitu bising, namun tidak kunjung jua membuatku bisa mengedipkan mata. Ponsel yang sedari tadi menempel di sebelah telingaku ini terjatuh dengan bebas, tanganku lemas, mata ini terbelalak. Aku tidak tahu apakah aku masih pantas menangisinya. Mengingat sore yang begitu cerah ini, aku ingin sekali bertemu dengannya setelah sekian lama aku tidak melihat batang hidungnya itu. Aku ingin sekali mengatakan bahwa aku sudah menunggunya sejak dua jam yang lalu di taman kota, namun dengan nada dinginnya itu, dengan sekonyong-konyong dan tanpa salam, dia mematikan teleponnya. Mati.

Aku mendongakan kepalaku untuk menahan genangan air yang hendak terjatuh. Entah mengapa, udara di sekitar sini mendadak menjadi begitu dingin. Tanganku sendiri secara kasar menghapus air mata bodoh itu. Dan dengan langkah lebar namun perlahan, aku mulai beranjak dari posisi awal.

Sungguh, pria itu, Cho Kyuhyun. Aku tidak tahu apakah aku harus mengakuinya, sebab pada kenyataannya dia adalah kekasihku namun aku sendiri merasa seperti tidak memiliki kekasih. Dia adalah tipe pria yang dingin. Memang begitu, tidak mudah menyatakan cinta, namun aku suka. Hubungan memprihatinkan ini sudah terjalin selama satu tahun lebih tujuh bulan. Dan selama itu pula aku selalu tahan menghadapi sikapnya, namun entahlah, akhir-akhir ini kurasa dia benar-benar banyak berubah…

Jam 5 sore tertunjuk di arlojiku. Aku mendesah panjang. Tidak tahu lagi kaki ini akan membawaku pergi kemana. Dengan mata sembab, sepertinya aku sudah melewati perempatan ini 3 kali berulang-ulang. Terus berputar-putar tanpa tahu arah tujuan. Sebab kusadari yang berada di fikiranku sekarang ini adalah nasib dari hubungan kami. Semuanya terasa rumit, mengalahkan sulitnya pelajaran matematika yang paling kubenci. Hanya karena pria itu… Pria yang lebih mementingkan urusan bla…bla…bla yang aku tidak mengerti sibuknya seperti apa. Terlalu acuh, mengabaikan teleponku, membuat kepalaku pecah, hingga memutuskan untuk tidak lagi memikirkannya.

Aku berjalan bagaikan orang ling-lung. Namun waktu secara tidak sengaja aku melintasi sebuah butik gaun pernikahan, di kaca etalase bagian depan, aku melihat sebuah gaun pengantin yang sangat cantik. Putih tulang, dengan panjang yang menyapu lantai serta aksen bunga mawar putih di bagian tepi.

Andai suatu saat aku dapat memakai gaun itu. Ah! Fikiran-fikiran aneh bahkan mulai menggelayuti fikiranku. Bukan lagi tentang pria itu namun malah berujung pernikahan. Mungkin aku terlalu banyak berkhayal untuk saat ini. Jadi memang sebaiknya aku cepat pulang dan beristirahat.

Aku pun membuang pandanganku dari butik itu, berbalik badan, namun di waktu yang bersamaan, aku juga dihadapkan dengan sesuatu yang segera meremukkan relung-relung hatiku hingga tidak berbentuk.

Bukan lagi membelalak. Di hadapanku sekarang, aku melihat pria itu, sedang tertawa mesra dengan seorang gadis di sebelahnya. Paru-paruku seperti tidak bisa menyalurkan udara, dan aku tidak lagi ingat kapan terakhir kali aku mengedipkan mata.

“Kyu?”

Pria itu seketika menoleh dengan raut kebingung. Semakin menguatkan fakta bahwa itu benar dirinya. Aku menarik nafas, kepalaku sudah tidak kuat menampung lahar panas!

Dengan wajah merah padam dan emosi meluap melebihi batas air mendidih, kaki ini secara otomatis membawaku melangkah ke hadapannya. Dan segera saja tinjuku ini menghantam tepat di pipi kirinya hingga membuat pria sialan itu jatuh tersungkur.

“Brengsek, kau!!!” umpatku dengan nafas memburu cepat. Aku mendelik di hadapan pria yang kini tengah terduduk malang di atas trotoar jalan. Tidak peduli lagi dengan pandangan semua orang! Aku sudah kehabisan akal! Sakitnya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata! Dan hatiku… Hatiku telah hancur berkeping keping!

“Yuri!” Kyuhyun mengeluarkan suaranya yang semakin membuatku kalap dan menjerit tidak karuan.

“Jangan panggil namaku! Jadi ini yang kau sebut sibuk, hah?! Sibuk berkencan dengan wanita ini hingga kau tidak mau suara teleponmu mengganggu?! Begitu? Kau benar-benar brengsek!” Aku melempar tas tanganku tepat di depan wajahnya, seolah dia adalah sampah.

“Kyu!” namun kini yang lebih mengejutkan, gadis bodoh itu dengan berani mendekati Kyuhyun kemudian membantu pria itu bangkit berdiri, menghadapku dengan pandangan memelas yang memuakkan.

“Yuri, kumohon tenanglah dulu!” dia meminta sambil menahan lenganku.

Aku mengehempaskannya kasar. Tubuh ini benar-benar tidak sudi lagi disentuh olehnya. Bahkan air mataku pun telah mengering tanpa sadar. Sudah cukup tenagaku terbuang sia-sia hanya karena pria sepertinya. Tidak ada kata-kata lagi yang perlu diucapkan. Pertengkaran ini menandakan bahwa hubunganku telah berakhir. Dan sekarang aku harus segera pulang, terbebas dari mimpi buruk yang seperti neraka ini.

Aku membalikkan tubuhku perlahan. Dengan wajah datar, aku sempat mengucapkan salam perpisahan yang membuat pria itu menahan nafas. Namun semua sudah terlambat. Aku, dan dia, berakhir. “Sampai jumpa, Kyu. Kita cukup sampai disini…”

“Yul!!”

Kakiku sudah bergerak, namun sebuah panggilan yang cukup kencang menghentikan semuanya. Secara otomatis mataku memperhatikan keadaan sekitar yang baru kusadari telah banyak puluhan orang mengelilingi tempat ini, menyaksikan pertengkaran kami dalam bentuk melingkar. Hanya saja sesuatu yang ganjal segera terbesit di fikiranku. Aku melihat Donghae, Eunhyuk, Leeteuk, Seung Mi, dan teman-temanku semua juga berada di dalam kerumunan itu. Beruntung aku segera sadar bahwa sepertinya ada sesuatu yang tidak beres.

“Yuri, aku ingin kau tahu bahwa cintaku padamu tidak selemah burung di dalam lautan. Aku ingin kau tau bahwa rasa cintaku lebih kuat daripada elang di atas langitnya. Dan aku ingin kau bahwa aku tidak akan pernah mengkhianatimu begitu saja karena seorang wanita, terlebih wanita itu adalah sepupuku sendiri…”

Waktu kalimat itu melintasi gendang telingaku, aku kembali membalikkan badanku tanpa sadar. Seperti tertarik oleh magnetnya. Aku segera membeku di tempat, melihat pria bodoh itu telah berdiri tegak beberapa meter di hadapanku, dengan senyum manisnya itu, dia mulai melangkah menghampiriku, perlahan-lahan. Hingga jantungku berdetak melebihi kata cepat.

“Maafkan aku telah membuatmu menangis, Yul. Pukulanmu memang keras sekali. Tapi kejutanku berhasil, bukan?” kini dia telah sepenuhnya berdiri di hadapanku. Menunjukan secara jelas senyuman paling manis ciri khasnya itu.

Aku sendiri hanya terdiam seperti orang sakit jiwa. Namun mataku masih bisa menangkap wajah teman-temanku yang tengah menahan tawa. Bahkan gadis cantik yang kukira menjadi alasan Kyuhyun menghianatiku itu ikut tersenyum sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Aku hanya melongo. Dan, sejak kapan orang-orang yang mengelilingi terotoar ini sudah membawa banyak balon warna-warni di tangan mereka? Firasatku sudah berkata yang aneh-aneh. Terlebih waktu secara tiba-tiba Kyuhyun duduk berlutut di hadapanku, orang-orang yang bersorak kegirangan, hingga membuatku mendelik sebab menyaksikan sebuah benda mungil berkilauan yang sangat cantik tersimpan di dalam box kecil merah.

Kyuhyun mengeluarkan box itu dari saku jaketnya sambil menggaruk tengkuk berulang kali, pipinya yang terkena tinjuku itu terlihat berwarna biru keunguan. Namun sekarang aku tidak bisa membuka mulut barang untuk menanyakan apakah dia baik-baik saja? Dan air mataku benar-benar turun dengan deras waktu dia mengatakan sebuah kalimat ajaib yang sungguh tidak pernah kufikirkan sebelumnya.

“Maafkan aku telah menjadi kekasih yang buruk untukmu. Maafkan aku karena telah membuatmu bersedih oleh sikapku selama ini. Aku memang pria bodoh yang tidak mengerti bagaimana tulusnya hati seorang wanita. Aku memang brengsek karena aku benar-benar tidak tahu cara mewujudkan bentuk dari rasa cintaku padamu. Untuk itu, aku ingin kau selalu berada di sisi pria bodoh ini, menemani hari-hari pria bodoh ini, merubah pria bodoh ini menjadi sosok yang lebih baik. Aku hanya ingin kau, satu-satunya wanita yang akan mengisi seluruh ruang di hatiku dan menjadi wanita dengan senyuman manisnya yang selalu menyambutku tiap pagi. Kwon Yuri, kau memang bukan yang pertama, namun percayalah, kau selalu menjadi yang terakhir. Untuk masa depanku, untuk hari ini, esok, dan selamanya. Jadi, maukah kau menikah dengan pria bodoh bernama Cho Kyuhyun ini, Kwon Yuri?”

* * *

FIN~

Hehe. Maaf dan maaf lagi. Seperti biasa, ini gaje-,-
Mohon kritik dan sarannya ya? Biar author semangat dan lebih banyak belajar lagi^^
Gamsahamnida~

13 thoughts on “[FICLET] Don’t Know Why

  1. Anyeong haseo unnie KyuRi imnida slm kenal Unnie pendek bngt ceritanya penasaran sih yuri unnie terima ga ya lamaran sih kyuhyun oppa mudah2 an aja ∂ï terima lanjut unnie

  2. ya ampuum kyuppa kasian kena bogem yuri pdhal mw kasih kejutan … sabar ya kyuhyun yg pnting bsa dapetin yuri … d tugggu ff kyuri lainnya ya eonni 🙂

  3. Kasian juga sama kyuhyun… sempat d tonjok dlu sama yuri…
    Kejutan nya lebay ah… masak kyuhyun tega sampe yuri nunggu 2 jam..
    Kalo aq jadi yuri pun pasti bakalan marah….

  4. Euni ijin bca ff ye..sweet bget kyupa bkin surprise mlah dpet tnju dri yul eun tpi untng aja happy ending..😀😀😀

Tinggalkan komentar